SATUKAN AKSI UNTUK BERKREASI & BERINOVASI

Sabtu, 18 Agustus 2012

Profil Pasangan Ir. H. JOKO WIDODO dan Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA, MM.


Nama Calon Gubernur :
Ir. H. JOKO WIDODO

Nama Calon Wakil Gubernur :
Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA, MM.






Dukungan :
GABUNGAN PARTAI POLITIK PENGUSUNG
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
2. Partai Gerakan Indonesia Raya


Visi :
Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik

Misi :

1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain.
3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota.
4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.
5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.
BIDANG PENATAAN KOTA
  1. Mengintegrasikan penataan ruang kota dengan penataan transportasi
  2. Memperlambat laju perubahan pemanfaatan lahan untuk pendirian bangunan dengan mendorong dan memaksa pertumbuhan bangunan hunian kejenis hunian vertikal khususnya dijalur angkutan masal sehingga komponen biaya angkutan yang harus dibayar masyarakat menjadi lebih efisien
  3. Menambah ruang – ruang terbuka dengan program konsolidasi lahan dan mendorong warga pindah kehunian vertikal
  4. Pembangunan super blok – blok one stop living yang terdiri dari hunian vertikal ( Rumah susun ), ruang publik berupa taman, pasar, dan pusat layanan kesehatan untuk warga kelas menengah ke bawah.
  5. Pembangunan apartemen diatas tanah – tanah negara dengan bekerja sama dengan pemerintah pusat
  6. Membuat regulasi yang mengatur insentif dan disinsentif untuk mengefektifkan fungsi hunian atau fungsi tempat tinggal dari bangunan ruko ( Rumah Toko )
  7. Peremajaan RW kumuh dan mendorong serta memfasilitasi warga untuk membangun rumah hunian vertikal yang memberi keuntungan ekonomi bagi warga yang memiliki lahan ditempat tinggalnya
  8. Mengkaji pembentukan BUMD yang khusus berfungsi untuk menyediakan perumahan yang berkualitas dan terjangkau.
MENGATASI BANJIR
  1. Pembangunan embung / folder untuk menangkap dan menampung air hujan disetiap kecamatan dan kelurahan
  2. Membeli daerah tangkapan air seperti situ/waduk dihulu sungai agar debit air yang masuk kejakarta bisa dikendalikan
  3. Bekerjasama dengan pemerintahan disekitar jakarta untuk membuat sebuah otoritas yang mengatur dan mengelola sungai-sungai yang bermuara dijakarta.
  4. Mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi dengan kanal-kanal pembuangan air.
  5. Memperbaiki drainase yang rusak dan mengganti drainase sesuai kapasitas tampung aliran air
  6. Mempercepat proyek normalisasi kondisi DAS/DAK diwilayah barat (sungai pesanggrahan dan kali angke).
  7. Mempercepat revitalisasi situ-situ diwilayah jakarta
  8. Penerbitan regulasi yang mengatur tutup lahan jalan dan ruang terbuka yang mewajibkan penyediaan pori
  9. Menyelesaikan dan memelihara cengkareng dan cakung drain, serta banjir kanal barat dan timur untuk mengoptimalkan fungsinya.
BIDANG TRANSPORTASI
  1. Meningkatkan kapasitas angkutan masal yang hemat ruang, ramah lingkungan serta nyaman agar pengguna kendaraan pribadi (mobil dan motor) mempunyai pilihan untuk beralih ke moda yang efisien dan lebih menjamin keselamatan
  2. Mengganti moda angkutan yang tidak tepat untuk transportasi kota yakni angkutan kecil (angkot) secara bertahap dengan bus menengah dan bus besar.
  3. Bekerjasama dengan pemerintah sekitar jakarta untuk membuat otoritas pelayanan transportasi JABODETABEK agar persoalan mobilitas warga bisa ditangani oleh badan yang memiliki otoritas lintas daerah. Melakukan “jemput bola” yaitu merintis jalur BRT (Bus Rapid Transit) dari / ke kota-kota satelit di JABODETABEK ke Jakarta, dengan perinsip Win-Win Solution, sehingga produktifitas para pekerja dijakarta dapat lebih baik.
  4. Menambah armada Busway dan menyempurnakan sistem layanan yang ada menjadi Bus Rapid Transit sistem serta mengganti jalur-jalur yang sudah padat menjadi berbasis REL yang kapasitas nya lebih besar. Mengutamakan people mobilization, bukan car mobilization.
  5. Mengganti kendaraan umum seperti metromini, kopaja, dan bis dengan kendaraan yang jauh lebih layak agar warga merasa nyaman untuk menggunakan kendaraan umum. Meningkatkan keamanan pengguna kendaraan umum khususnya untuk wanita.
  6. Melanjutkan proses perintisan pembangunan MRT/ Subway sebagai angkutan masal warga kota.
  7.  Melengkapi penyediaan transportasi masal dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi melalui berbagai metode.
  8. Mengkaji penggabungan pengelola angkutan umum dengan pengelola perumahan dan jalan tol untuk mengoptimalkan fungsi koordinasi dan pendanaan
BIDANG KESEHATAN
  1. Memperpendek jalur birokrasi pelayanan kesehatan yang saat ini menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) menjadi KARTU JAKARTA SEHAT yang berlaku dirumahsakit pemerintah, dan pembayarannya ditanggung oleh pemerintah.
  2. Menyediakan pusat kesehatan masyarakat di pasar-pasar tradisional, terutama pasar-pasar yang dibangun di super Blok untuk kalangan menengah kebawah.
BIDANG PENDIDIKAN
  1. Melaksanakan amanat Undang-Undang dengan mengimplementasikan pendidikan gratis 12 tahun dan disertai dengan pengawasan yang ketat terkait dengan kualitas guru dan materi pendidikan
  2. Pelayanan pendidikan untuk siswa dari keluarga tidak mampu diintegrasikan dalam Kartu Pelayanan Pendidikan Warga Jakarta.
  3. Mengantisipasi Bonus-Demografi 2020 dengan meningkatkan program-program Pelatihan tenaga kerja dengan bekerjasama dengan dunia usaha dan institusi pendidikan.
BIDANG EKONOMI MASYARAKAT
  1. Membangun mall khusus untuk pedagang kaki lima agar lebih tertib dan tidak memakan badan jalan
  2. Merevitalisasi pasar tradisional agar tetap bisa bersaing dengan pasar modern dan menggerakan perekonomian warga kota
BIDANG KEBUDAYAAN
  1. Membangun kebudayaan warga kota berbasis komunitas
  2. Menyediakan ruang-ruang publik sebagai fasilitas pergaulan warga dan sarana tempat mengekspresikan diri.
  3. Mengembangkan pusat-pusat kebudayaan jakarta di lima wilayah administratif.
  4. Merevitalisasi melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia agar menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya jakarta.
BIDANG REFORMASI BIROKRASI
  1. Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional
  2. Mempublikasikan melalui website: (a) program yang sedang dikerjakan berikut anggaran yang digunakan; (b) kemajuan proyek yang dikerjakan ditiap wilayah, dan (c) sistem pelayanan dikantor-kantor pelayanan administrasi untuk masyarakat;
  3. Mengefektifkan implementasi Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dan menjadikan kantor-kantor Pemprov DKI Jakarta sebagai kantor percontohan dalam implementasi Undang-Undang tersebut;
  4. Memperbaiki kualitas dan etos kerja pegawai melalui perbaikan sistem rekrutmen, sistem promosi, sistem mutasi dan sistem penonaktifan dan pemberhentian pegawai;
  5. Melakukan pengangkatan walikota wilayah, Direksi BUMD dan pejabat Aselon II melalui proses fit and proper test
  6. Mempercepat dan memperpendek waktu pengurusan izin, waktu pengurusan izin paling lama hanya enam hari kerja.
  7. Meniadakan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi Pamong Praja melakukan kekerasan terhadap warga
  8. Gubernur dan Wakil Gubernur berkomitmen untuk tidak menggunakan voorrijder sehingga bisa merasakan keadaan yang sesungguhnya sedang dialami warga
  9. Gubernur dan Wakil Gubernur hanya akan berada dikantor selama 1 jam saja, dan sisanya meninjau proses pembangunan dan pelayanan publik di lapangan
Sumber : KPU Jakarta

Sabtu, 16 Juni 2012

Pendidikan Asingkan Budaya Bernalar

Dalam pembangunan republik ini, sejak 1970-an pendidikan kerap dianggap kemewahan, bukan kebutuhan. Penyediaan pendidikan bermutu dinomorduakan dibanding penguatan ekonomi. Kebijakan seperti ini berbahaya.

Budaya pendidikan dunia memodelkan pembangunan berdasarkan intelektualitas. Karena sumber daya alam terbatas serta jagat semesta rentan terhadap gangguan, pembangunan berkelanjutan perlu berpusat pada intelektualitas. Implikasi dari model ini, masyarakat belajar serta budaya belajarnya yang tumbuh mengakar jadi penggerak utama pembangunan setiap negara.

Suka atau tidak, pendidikan merupakan lokomotif terdepan pembangunan. Kesejahteraan bangsa serta kekokohan ekonomi bergantung mutlak pada pendidikan. Ekonomi kokoh dapat dicapai jika pendidikan kuat.

Penerapan model ini butuh prasyarat: tujuan pendidikan negara harus dirumuskan dengan akurat. Kecakapan yang diperkirakan dibutuhkan di masa depan harus dikenali dan dianalisis. Dari sana kemudian dibuat standar pendidikan. Oleh karena itu, pertanyaan utama dan pertama yang mutlak dikaji pemimpin negara adalah: ”Kecakapan strategis apa yang perlu dibelajarkan?”

Kecakapan abad ke-21

Di pengujung abad ke-20, dua peneliti—Richard J Murnane (Harvard Kennedy School) dan Frank Levy (MIT)—melakukan riset bersama guna menjawab pertanyaan di atas. Murnane (pakar kebijakan pendidikan) dan Levy (pakar ekonomi urban) mengkaji kecenderungan jenis kecakapan yang kian dibutuhkan dan tak dibutuhkan dunia kerja.

Berdasarkan data tahun 1969-1998, mereka mengungkapkan bahwa kecakapan memecahkan masalah tak rutin dan kecakapan berkomunikasi kompleks semakin dibutuhkan. Pada saat komputer serta teknologi informasi semakin berdaya, banyak masalah rutin dapat dipecahkan oleh mesin. Sebaliknya, manusia justru semakin dibutuhkan pada pemecahan masalah tidak rutin. Kecakapan kedua yang juga semakin dibutuhkan adalah kecakapan berkomunikasi kompleks, seperti kecakapan seorang manajer dalam memotivasi stafnya.

Hal yang paling drastis menurun kebutuhannya adalah kecakapan kognitif rutin. Kecakapan seperti menghafal serta kecakapan berpikir tingkat rendah semakin tak diperlukan.

Berdasar penelitian itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merumuskan Programme for International Student Assessment (PISA) guna menjawab pertanyaan: ”Seberapa siap pelajar di dunia di akhir masa wajib sekolahnya, yakni umur 15, untuk menguasai kecakapan abad ke-21?”

Untuk Indonesia, hasilnya memang buruk. Ini dapat dibaca di situs OECD. Mengapa pelajar kita begitu buruk pencapaiannya di PISA? Kita pasti sepakat anak-anak kita tidak bodoh. Lalu, mengapa hasilnya buruk?

Jawabnya sederhana. Anak- anak kita telah ditunjukkan arah belajar kecakapan yang salah. Analoginya, anak-anak kita seperti dibekali kompas yang rusak untuk berpetualang. Mereka dibuat fokus mengejar kecakapan kedaluwarsa, seperti kognitif rutin itu. Sebaliknya, anak-anak kita sangat jarang diberi kesempatan mengembangkan kecakapan abad ke-21, seperti bernalar tingkat tinggi.

Insentif bagi pelajar yang berhasil mengembangkan kecakapan modern tersebut justru nyaris tak terdengar. Bukan maksud tulisan ini mengatakan bernalar tingkat rendah tak diperlukan lagi, tapi harus ada keseimbangan antara kecakapan bernalar tingkat rendah dan tingkat tinggi.

Sampai kini sangat sulit meyakini adanya upaya serius dan sistematis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menindaklanjuti hasil PISA guna meningkatkan pencapaian dua kecakapan tadi. Rangkaian kebijakan pendidikan nasional yang dicanangkan justru kerap bertolak belakang dengan upaya penguasaan dua kecakapan itu.

Budaya belajar

Kecemasan sebagai motivasi atau pemaksa belajar tentu sangat bertentangan dengan upaya mewujudkan masyarakat belajar yang sepatutnya senang belajar dan menghargai proses bernalar. Penggunaan kecemasan sebagai motivator belajar juga bertentangan dengan teori belajar, yang meletakkan motivasi intrinsik sebagai prinsip utama dalam proses belajar untuk memahami.

Kesukacitaan belajar dan penghargaan pada proses bernalar adalah jiwa masyarakat belajar. Sebagai tambahan, pemanfaatan informasi di masa ini jauh lebih bernilai dibandingkan nilai informasinya sendiri. Masalah penyimpanan dan sistem pencarian informasi sudah dipecahkan oleh Google. Sungguh absurd jika pelajar kita justru difokuskan mengejar kecakapan yang sudah dapat dikerjakan mesin.

Ironisnya, praktik pendidikan di republik ini justru berpusat pada kecakapan seperti mesin itu. Proses bernalar dengan sengaja diasingkan dari pendidikan. Dalam pembelajaran matematika, khususnya, bukannya bernalar tingkat tinggi yang dibelajarkan di ruang kelas, melainkan justru kecakapan kedaluwarsa, seperti berhitung cepat dan menghafal rumus tanpa makna.

Alasan klise bahwa para guru kita tak mampu membelajarkan kecakapan bernalar mungkin saja ada benarnya, tetapi jika guru mampu pun, mereka tidak akan membelajarkan kecakapan bernalar tingkat tinggi. Mengapa? Salah satunya karena model dan sistem ujian nasioanl (UN) kita.

Sistem UN yang dominan pada kecakapan menghafal informasi semata ini jadi alasan sahih mengapa para pelajar kita, juga gurunya, menghindari proses bernalar tingkat tinggi. Siswa dan guru akan bertanya: mengapa perlu memahami bagaimana membuktikan Dalil Pitagoras, jika UN tak pernah mengujinya. Yang dituntut di UN toh sekadar bagaimana memasukkan angka- angka ke rumus a2+b2>c2'>.

Akibatnya, siswa menjadi sangat lemah dalam pemahaman matematikanya serta kecakapan bernalarnya. Jika pengasingan budaya bernalar melalui UN bermutu buruk ini dilanjutkan, bangsa kita sangat mungkin akan kesulitan melibatkan diri dalam pembangunan dunia di masa depan. Dampaknya, ekonomi kita pun akan hancur.

Untuk menyuburkan kembali budaya bernalar, perlu gerakan penyadaran bersama tentang pentingnya bernalar pada era sekarang. Perguruan tinggi di seluruh daerah dapat menciptakan forum semacam ”Akademi Sabtu”, tempat guru bersama akademisi menyegarkan budaya bernalar serta meningkatkan kemampuan guru membelajarkan kecakapan bernalar.

Sebelum melanjutkan penggunaan UN untuk kelulusan, Kemdikbud harus membenahi hal berikut. Standar isi dibenahi dengan tujuan menyiapkan pelajar menguasai kecakapan modern. Lembaga pendidikan guru perlu menekankan penguasaan konsep dan teori belajar, bukan administrasi mengajar.

Sistem UN Matematika perlu dirombak agar mampu mengukur kecakapan bernalar tingkat tinggi. Misalnya, dengan menambahkan daftar rumus yang dibutuhkan dan dilekatkan pada berkas ujian. Hal seperti ini diterapkan pada berbagai tes profesional. Konsekuensinya, UN akan melibatkan tuntutan yang lebih bermakna ketimbang sekadar ”tahu” atau ”ingat” rumus. Yang juga sangat penting, berbagai pernyataan Kemdikbud harus mengirimkan pesan pentingnya budaya bernalar dan belajar.

Iwan Pranoto Guru Besar ITB

Selasa, 20 Desember 2011

Rencana Pembubaran Panitia P3R 1432 H



Tujuan Kegiatan:
1.       Untuk lebih mempererat Ukhuwah Tali silatuhrahmi antar Panitia P3R
2.       Untuk memberikan Refreshing kepada panitia dan menciptakan semangat baru setelah menjalani aktivitas di Bulan Ramdhan dalam kepanitian P3R
3.       Pembubaran Panitia P3R 1432 H dan Mempersiapkan Panitia P3R 1433 H
Lokasi Kegiatan :
Dalam Penentuan Lokasi kegiatan ini,ada dua tempat yang menjadi pilihan :
1.       Gunung Tangkuban Parahu. Gunung Tangkuban parahu yang merupakan gunung aktif yang terletak kota Bandung.Gunung ini mempunyai beberapa kawah terkenal antara lain, Kawah Ratu dan Kawah Domas.Lokasinya berada di Lembang,30 Kilometer sebelah Bandung Utara.Tiket Masuknya sebesar Rp 13.000,00  per orang serta Rp.5.000 per Motor;
2.       Ciwangun Indah Camp.Letaknya tidak jauh dari Curug Cimahi.Memiliki tempat camp yang lengkap dengan arena – arena Outbond yang seru seperti flying fox, wallclimbing, twoline bridge, dan rock climbing.Didekat CIC ini juga terdapat Curug Tilu yang berjarak 3 Km dari gerbang Masuknya.CIC ini sendiri berada di Cisarua, 14 Km sebelah Bandung Utara.Tiket masuknya Rp7.000,00 per orang.
Rangkaian Acara :
1.       Jam 07.00 : seluruh panitia sudah berkumpul di Masjid Salman ITB
2.       Jam 08.00 : Pemberangkatan Peserta
3.       Jam 09.00 : Acara berkeliling Wisata dan bermain Games
4.       Jam 12.00 : Istirahat Sholat Makan
5.       Jam 13.00 : Lanjutan Games atau acara Interaktif lainnya (Dalam Hal ini bisa berupa
                     Ceramah/Talkshow/Kata sambutan dari Ketua P3R dan atau Aktivis Salman
                     Lainnya
6.       Jam 14.00 : Photo Bersama Antar Subdivisi & semua Anggota P3R
7.       Jam 15.00 : Pembagian Award Panita
8.       Jam 15.30 : Pembubaran Panita dan Penyampaian Kata Penutup dari Ketua P3R
9.       Jam 16.00 : Persiapan Pulang
10.   Jam 16.50 : Perjalanan Pulang

Nominasi P3R Award:
Nominasi Penghargaan Best P3R Award:
1.       Penghargaan Divisi/Subdivisi Terbaik
2.       Penghargaan Panitia Terbaik
3.       Penghargaan Ketua Divisi/Subdivisi Terbaik
Nominasi Penghargaan Spirit P3R Award :
1.       Penghargaan Divisi Paling Rajin
2.       Penghargaan Panitia Paling Aktif
3.       Penghargaan Panitia paling Narsis
4.       Penghargaan Divisi Paling Kompak
5.       Penghargaan Divisi Paling Heboh/Seru